Rabu, 23 Februari 2011

HENDROPRIYONO DUGA FASILITAS WISATA DI BINTAN PROYEK PEPESAN KOSONG

SUMBER : Detik News, Rabu, 23/02/2011
Adi Nugroho - detikNews




Jakarta - Akhir pekan ini, Presiden SBY dijadwalkan berkunjung ke Pulau Bintan dengan agenda meresmikan fasilitas wisata senilai Rp 30 triliun. Ada dugaan proyek tersebut tak lebih dari sekedar pepesan kosong karena investor asal Malaysia, yang mengerjakannya, tidak punya rekam jejak yang jelas.

"Proyek itu menurut saya fiktif. Pada 2007 sudah ada peletakan batu pertamanya oleh Menbudpar Jero Wacik dan sampai sekarang saya belum pernah dengar batu terakhirnya (proyeknya selesai -red)," kata mantan KaBIN, AM Hendropiyono di sela-sela Gramedia Book Fair di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2/2011).

Hendro mengaku dirinya mendapatkan undangan untuk menghadiri acara peresmian proyek pariwisata di Pulau Bintan pada akhri pekan ini. Menurut undangan, disebutkan acara peresmian tersebut akan dihadiri oleh Presiden SBY.

Sepengetahuannya, proyek fasilitas wisata yang dibangun di desa Seboklagoi, Pulau Bintan, tersebut sudah mulai dibangun pada 2007 lalu. Namun pengerjaanya sempat lama terhenti akibat aksi penolakan warga setempat setelah mendengar salah satu fasilitas penunjang di dalam kompleks wisata itu adalah tempat perjudian.

"Saya kaget, karena proyeknya tidak terselesaikan. Warga menolaknya sebab akan ada casino," cetus Hendro.

Hal lain yang membuatnya ragu adalah investor pengelolanya yang berganti dari PT Wisata Siburia menjadi PT Rekayasa Prima, namun dengan orang yang sama, yaitu Mark Wee, seorang pengusaha berkewarganegaraan Malaysia yang rekam jejaknya dalam dunia usaha dianggap belum kompeten.

"Nilai proyek di Bintan ini Rp 30 triliun. Tetapi Mark Wee ini saya belum pernah dengar di proyek yang nilai Rp 1 milyar. Saya belum pernah lihat. Dia tidak ada rekam jejaknya," ungkap dia.

"Kalau ternyata proyek ini fiktif, nanti presiden lagi disalahkan. Padahal saya baca di media, presiden bilang ke pemda jangan sampai bikin proyek pepesan kosong nanti tidak berguna," tandasnya.

HENDROPRIYONO : KEKERASAN KEAGAMAAN ULAH INTELIJEN MUSUH

SUMBER : Radar Jambi, Rabu 23 Februari 2011

Jakarta - Mantan KaBIN AM Hendropriyono menduga tindak kekerasan keagamaan yang kembali terjadi belakangan ini tidak luput dari campur tangan kalangan intelijen. Terutama peran dari intelejen negara asing yang motif dan targetnya perlu ditelusuri lebih jauh.

"Ya itu pasti kerja intelijen musuh. Bukan intelejen pemerintah, pasti intelejen dari luar," kata Hendro yang di sela acara Gramedia Book Fair di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2/2011).

Salah satu indikasi yang dia jadikan pedoman adalah pola kekerasan yang terjadi. Menurut dia, kekerasan agama bukan sesuatu kebudayaan atau kebiasaan bangsa Indonesia, sebab selama berabad-abad antar umat beragama di Indonesia tidak pernah saling mempermasalahkan perbedayaan yang ada di antara mereka.

"Budaya kita nggak seperti itu. Kalau tidak suka ke orang, ya diluruskan bukan digebukin," ujar Hendro yang mengepalai Badan Intelijen Nasional pada era pemerintahan Megawati Soekarnoputri.

Di sisi lain terjadinya kekerasan tersebut juga menimbulkan keheranan bagi dirinya. Seharusnya tindakan yang demikian bisa dicegah sebab hingga saat ini keberadaan lembaga seperti Kodim dan Koramil di daerah-daerah masih kuat.

"Saya melihat banyak hal yang terbengkalai," sambung Hendro tanpa merinci hal apa yang terbengkalai tersebut.